Muara Angke (tulisan kedua)

>> Tuesday 22 December 2009

Muara Angke

Kerasnya lautan menumpahkan kekuatan
Mata yang sayu tak jadi bisu
Raut muka yang pekat mencirikan desah nafas kehidupan Angke...
Angke keras, Angke yang panas
Mana lantang reformasi yang bergema sorak berderai, terkikis habis dengan senyuman manusia Angke...
Manusia-manusia Angke
Kamu apa, pengendali sauh yang tertaut perahu
Terombang-ambing di lautan menantang karang menantang badai yang siap menghempaskan kekuatanmu
Manusia-manusia Angke
Mau kemana kamu...
Ada arogansi yang terhias kepalsuan melambai penuh kemunafikan dan arogansi zaman
Kamu mau apa wahai manusia Angke
Berbuatlah, cerahkan dirimu dengan kepal tanganmu
terangi dirimu dengan nuranimu
Berbuatlah wahai manusia Angke

Muara Angke
Masih tanggal 17-09-99

Kawan, puisi di atas aku bikin beberapa saat sebelum naik perahu menuju Pulau Pari. Panas menyengat, membakar tubuh tak menyurutkan tekadku kawan! Puisi harus selesai saat itu juga! Tapi begitulah sang amatiran bekerja, terlalu gegabah membuat sesuatu yang seharusnya memiliki nilai dinikmati. Maklum. Tapi, sekalipun tidak dengan niat menyederhanakan karya sastra, tulisanku ini adalah refleksi penting sebuah perjalanan yang aku benci. Lho? kenape bossss...? Ya iyalah, abisnya diriku blom gape berenang di lautan. Kan bisa kebayang gimana kalo diriku hanyut di lautan luas bro! atau terhempas karena badai musim angin barat! wekwekwek....hoho..
Begitulah kawan, kisahku yang cuma secuil ini.


22-12-09
LA sore hari setelah gerimis reda

1 comments:

aliteknologi 22 December 2009 at 17:19  

hahaha
ka, yang konsisten dong kalo nulis.
awalnya puitis, akhirnya gokil
hihihi

ONLINE

Powered By Blogger

About This Blog

Lorem Ipsum

Our Blogger Templates

  © Blogger templates Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP