KRL Ekonomi Depok-Jakarta

>> Monday 25 January 2010

Senin, 25 Januari 2010.
Pukul 08.00 WIB.
Tidak berubah. Benar-benar tidak ada yang berubah. Persis seperti yang pernah aku lihat sewaktu masih kecil. Padat, kusam, kumuh, rusuh, semrawut dan beragam kata atau sumpah serapah yang sering dilayangkan kepada pelayanan yang bobrok dan akut dari tahun ke tahun. Padahal data yang sering tertera dan dipublikasikan adalah data orang-orang malang yang menjadi korban akibat kebobrokan akut dan kesembronoan menahun yang tak kunjung membaik itu. Padahal moda transportasi ini merupakan salah satu moda transportasi yang digunakan oleh rakyat banyak karena murah dan cepat. Tapi SELALU saja, yang tersedia untuk rakyat hanyalah sisa-sisa dan asal-asalan. Tak bisakah duduk sejenak untuk menciptakan ide brilian terkait kesejahteraan rakyat?




KRL Ekonomi Depok-Jakarta.
Begitulah adanya. Dulu (dihitung dari umurku), dan kini. Entah bagaimana di masa yang akan datang.
Kawan, tentunya bagiku ini bukan bentuk kepasrahan yang tiada ujung. Atau kemarahan yang tiada pangkal. Kawan, ini adalah kekesalan dan protes terhadap kebuntuan cara berpikir para stake holder yang di tangan mereka-lah kebijakan ini digulirkan. Aku menggugat. Meski, bagi mereka, gugatanku laksana debu di tengah sahara. Atau setetes air di samudera. Percuma.
Tapi, apapun maknanya, suara harus terdengar. Meski entah sampai kapan.
Pemandangan mengerikan yang dipertontonkan para penumpang KRL Ekonomi Depok-Jakarta dari pagi hingga petang telah menjadi 'menu' harian para commuter yang rajin menyambangi stasiun-stasiun kereta antara Bogor-Jakarta. Kawan, tak perlu risau dengan gerbong yang padat karena atap gerbong pun jadi tempat yang 'nyaman' (?). Corat-coret grafiti yang menghiasi gerbong tak usah dikomentari. Sudah biasa. Nikmatilah sajian khas dari para penjaja makanan/minuman yang beraneka ragam dan rasa, cobalah sesekali mencicipi. Ah, sedapnya..... Atau pengen tau atraksi para pengemis dan gelandangan dengan balutan kain compang-camping atau tubuh penuh sedikit darah dan nanah? Unik dan atraktif sekali karena suara parau mereka mampu membangunkan mata yang kerap mengantuk. Bahkan mampu menggerakkan hati orang-orang sekitar menjadi para dermawan dalam sekejap. Mereka semua  hilir mudik (bahkan seharian penuh) bercampur dengan para penumpang lainnya. Belum lagi para pengamen dan pencopet yang kerap mengambil kesempatan dalam kesempitan meski nasib pencopet tak berubah dari masa ke masa. Babak belur dihajar massa. Cobalah sesekali naik KRL Ekonomi Depok-Jakarta di sore hari tatkala para commuter pulang dari kantor ke rumah. Hohoho kawan, mata kakimu bakal tak kau kenali, bahkan separuh tubuhmu seolah lenyap ditelan bumi. Tulang-tulang gemeretak nyaris patah karena tubuh harus berhimpitan dalam gerbong dengan kepadatan tingkat tinggi. Bahkan kepala harus mendongak ke atas terus menerus untuk menghirup oksigen karena anggota tubuh yang lain sudah tak bisa digerakkan. Kau harus memutar tubuh sedikit demi sedikit seperti para penari balet untuk bisa bergeser, itupun 'jago' kalau bisa. Intinya, kalau masih mau 'hidup normal' jangan coba-coba naik KRL Ekonomi Depok-Jakarta...!

I'll come back!

Read more...

ONLINE

Powered By Blogger

About This Blog

Lorem Ipsum

Our Blogger Templates

  © Blogger templates Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP