"Boi!"

>> Wednesday 6 July 2011

saia memanggilnya, "Boi!"
begitu pula para jejaka yang lain.
jangan salah kaprah kawan, panggilan ini adalah panggilan keakraban,
bila kau sudah "berani" memanggilnya "Boi!" itu artinya kita sudah saling rela untuk berteman. Lengkap dengan segala kekurangannya, hehe...

entah sejak kapan panggilan ini dimulai,
menurut cerita dari orang kedua dan ketiga, panggilan "Boi!" bermula ketika seorang office boy di bimbel kami dulu sering mengakhiri kalimat obrolannya dengan kata "Boi!" (mengucapkannya harus terpisah yaitu "Bo" + "i", bukan "Boy!", mengerti kan maksud saia?). Tapi pengertiannya sih sama saja, yaitu sobat (laki-laki). Masih ingat Laskar Pelangi jilid dua? di buku Sang Pemimpi, banyak dialog antara Ikal dan Arai, maupun yang lain selalu memakai sebutan "Boi!" (tapi pengucapannya "Boy!").

maklum saja, dulu para punggawa bimbel semuanya adalah para jejaka, belum nikah pula!
sedangkan sang office boy ini sudah menikah.
maka bisa ditebak bila obrolannya seperti apa. Tapi teman-teman saia tentu saja santun, tidak blak-blakan. Masih ada rasa risih dan malu. Waktu itu saia belum bergabung dengan bimbel. Saia kira itu hanya panggilan iseng saja, tapi ternyata ada sejarahnya juga.

Dan, kini bila berkomunikasi melalui ha-pe maupun telepon, maka selalu dibuka dengan pertanyaan, "Ada apa Boi?"
namun kini, setelah lewat satu tahun, saia tidak mendengar panggilan itu lagi. Sebuah rindu yang tak berbilang, sungguh ingin bersua dengan mereka. Terutama sang pelaku utama dari pagelaran bimbel kami, yakni sahabat kami semua, "Maw!"

Lelaki yang gigi serinya ompong satu di bagian atas itu,
yang tersenyum getir bila mesti mengingat masa lalunya,
ya, sahabat kami semua itu telah menjadi yatim piatu sejak duduk di sekolah menengah pertama, namun ia tegar setegar-tegarnya, ia mampu memperlihatkan bahwa ia mampu bertahan meski kegetiran itu masih terasa, ia adalah mantan ketua BEM di salah satu fakultas di sebuah universitas negeri di jakarta,

ia yang tak mau menampakkan raut kesedihan di hadapan kami semua, karena baginya itu adalah masa lalu,
justru yang terjadi adalah kebalikan, kami yang selalu merepotkannya,
kami yang seringkali curcol kepadanya,

begitulah kenyataannya,
tapi saia rasakan beban mental yang sungguh berat menggelayuti,
ia belum menikah, saat ini,
sementara kakak dan keponakannya butuh perhatian darinya,

kawan, sudah saia bilang padamu, panggilan "Boi!" bukan panggilan biasa, ia adalah panggilan keakraban, lengkap dengan segala kekurangan,
dan ketika saia mengucapkan sekali lagi, di pelupuk mata selalu hadir bayangan sahabat kami itu, lengkap dengan sunggingan senyum getirnya, lengkap dengan gigi ompongnya,
ya, dia adalah sahabat kami semua, "Maw!"

saia tahu kau disana galau, kawan
kami semua pun mengerti kegelisahan yang sering hadir dan membuatmu tidak bisa tidur nyenyak semalaman, kami ingin hadir bersama, agar resahmu jadi bahagia, kami hadir agar pelupuk matamu tak tergenang airmata, namun kami tahu kau tak pernah menangis karena itu, karena bagimu semua adalah kenyataan yang mesti dihadapi, ungkapan yang sering kau lontarkan, "Hidup sudah susah, jangan dibikin susah lagi!"

hari ini, kami ingin hadir bersamamu,
meski dalam bayanganmu, sahabat kami, "Maw!"



*persembahan tuk sobat kami semua, "Maw!"
dunia karya n cita

Read more...

ONLINE

Powered By Blogger

About This Blog

Lorem Ipsum

Our Blogger Templates

  © Blogger templates Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP