Separuh Nafasku
>> Tuesday, 7 June 2011

Bersama dirimu
Saat kau tinggalkanku
…salahkanku


Bila aku bukanlah
Seperti aku yang dahulu


dari pertikaian yang terjadi…


Bila kau tinggalkan aku…
Kau Dewiku…
Kembalilah padaku
Bawa separuh nafasku
Kau Dewiku…

Hi ... ini bukan cerita tentang si dia, atau kekasih yang telah pergi menjauh, oh .. tidaak! 

Separuh nafasku pagi ini tertahan oleh cita-citaku ke Eropa, tepatnya Inggris. Semoga bila tak ada aral melintang aku akan berangkat tahun ini. Meninggalkan jejak di Depok dan sekitarnya. Separuh nafasku akan ku bawa pergi. Dan akan ku satukan di sana, aamiin ...

Well, apapun akan ku lakukan demi membawa pergi separuh nafasku. Ehm, ini serasa berjalan mendaki ke puncak gunung, sungguh melelahkan, dan belum tampak bukit-bukit yang landai, tempat aku melonjorkan kaki dari penatnya perjalanan. Menaruh beban yang semakin banyak dan bertumpuk. Lalu aku dirikan tenda di sana beberapa saat hingga kekuatanku pulih kembali, dan siap melanjutkan perjalanan.
But, non sense. Ini rasanya mustahil. Tak mungkin ada bukit yang landai sampai kita menemui puncak gunung, tempat cita-cita kita. Ini ibarat pertarungan hidup dan mati. Sedikit saja mengalah maka tertutup sudah harapan.
Ini ibarat melangkah di atas bara api. Waswas, waspada, penuh keteguhan, tapi juga harus dengan kecepatan. Cepat, cepat dan cepat. Tidak ada kata istirahat. Tidak ada kata mundur. Mundur berarti hancur lebur, wedeehh serem amat yak ^^
Mungkin dalam mengejar mimpi dan cita harus punya imajinasi tentang cinta. Mimpi dan cita seperti sepasang kekasih yang saling merindu. Hadeuuhh.. mulai dechh
. Mereka harus disatukan dengan semangat dan 'perjuangan'. Bagai samurai dan katana. Tak terpisahkan.

Kini, kau tau sobats, separuh nafasku akan pergi, membawa asa ke langit tinggi, menembus taman-taman surgawi, mencari celah di langit sambil meliuk dan menari, mengetuk pintu Arasy lalu menggoncang singgasana Rabbku Yang Mahatinggi. Dan, disana, separuh nafasku tersengal seraya memohon kepada Rabbku agar dia disatukan dengan separuh nafasku yang lain. Disatukan di sebuah negeri yang jauh dari negeriku dilahirkan dan dibesarkan. Bukan di Indonesia. Melainkan di Inggris. Di sebuah universitas ternama di dunia.
Pending. Belum ada jawaban dari Rabbku. Karena separuh nafasku kini masih berjibaku dengan rintangan dan tantangan, hingga saatnya aku memastikan diri bahwa aku layak meraih mimpi dan cita tersebut.
Oh, separuh nafasku yang entah dimana. Semakin ku cari semakin jauh. Terbang melayang hilang ku pandang.
Aku berlari sepenuh tenaga. Tiada henti. Biarlah terjatuh. Biarlah berdarah. Biarlah terluka. Biarlah semuanya terjadi, asalkan Rabbku ridho padaku. Asalkan mimpi dan citaku tergenggam erat selamanya. Dan aku bisa memeluk separuh nafasku kembali.
...

dari pertikaian yang terjadi…

...

Bawa separuh nafasku

**saat kembali.