Persahabatan

>> Monday 6 July 2009

Sahabat itu ibarat dua sisi keping mata uang logam. Saling melengkapi. Ia menuturkan apa-apa yang kita lakukan. Bahagianya adalah bahagiaku juga, deritanya adalah deritaku juga. Seperti pada hari ini, Senin, 13 Rajab 1430H atau 6 Juli 2009 pukul 11.45 WIB, sahabatku Wasis mengalami kecelakaan di Subang, Jawa Barat. Akibatnya ia mengalami patah tulang dan luka di wajah. Saat ini ia dirawat di Ruang IGD RS CIERENG Subang.

Aku ingat betul, Kamis lalu, 3 Juli 2009 ia berkunjung ke rumahku. Sudah lama kami tak bertemu. Aku sudah berkunjung ke Subang 3 kali, sekaligus menyambanginya yang bekerja sebagai guru di SMPIT Syifa Subang. Jum'at itu, ia sudah tiba di rumahku (baca: orangtuaku) pukul 20.00, padahal aku sendiri masih diperjalanan dari kantor. Akhirnya, selang sepuluh menit aku tiba di rumah. Aku lihat dari jauh sebuah sepeda motor besar terparkir di depan rumahku. Sebuah...., megapro. Wow! (eit, maaf, subhanallah). Ia sedang mengobrol dengan ummi (baca: ibuku).

Setelah melepas rindu, kami makan bersama, meski aku sendiri sudah makan di kantor selepas buka puasa sunnah. Selesai makan, ia mengajakku jalan-jalan dengan motor barunya. Sebenarnya aku sedikit kesal kalau malam-malam begitu diajak jalan-jalan. Bukan apa-apa, ngantuk boy! Lucunya, ia sendiri masih kagok mengendarai motornya itu, "Sorry ya, ane masih rada kagok neh!" katanya. Hah! Yah, sudahlah. Akhirnya kami berdua ke jalan baru Depok Timur. Dia rada kaget rupanya melihat kondisi yang cepat berubah di Depok. Terlalu! padahal dia sendiri sudah lama tinggal di Depok. Benar juga, rupanya ia benar-benar masih kagok dengan motor barunya itu! Hehe...mantab bro!

Sampai di ujung jalan baru, ia celingak-celinguk melihat jalanan, "kira-kira mau makan apa ya?". Dasar, emng tadi kurang kenyang ya?! Matanya lantas tertuju pada warung tenda (terpal kali..!) yang menjual empek-empek palembang. So, akhirnya kami makan disitu dech. "Mau kapal selam ga bro..!" pintanya. "Terserah dah!". Aku sendiri masih sungkan makan lagi, ga ada selera, tapi karena dia yang ngajak ya it's oke lah!

Selang empat puluh menit aku dan Wasis ngobrol sambil menikmati empek-empek, yang rasanya menurutku biasa-biasa aja. Kami ngobrol tentang teman-teman SMA yang sudah menikah. Ada yang sudah punya anak, ada juga yang belum. Ada yang tinggal di Depok, ada juga yang 'hijrah' ke luar Depok. Sementara ia masih menantangku bicara, datang dua pengamen anak-anak yang minta empek-empek yang kami makan. Empek-empek yang kami makan sayangnya tinggal mienya aja. Secara berbarengan kami berdua langsung menyodorkan empek-empek tersebut kepada mereka. Hehe..tinggal dikit bro!

Akhirnya, kami balik ke rumahku. Di rumahku, Wasis ngobrol sebentar, mengenai rencana walimahanku. Ah, Wasis, orang yang pernah membantu skripsiku. Waktu itu aku numpang ngetik dan numpang nginap di rumahnya. Maklum di rumahku ga punya komputer. Dia ga pernah mengeluh.

Sekarang, dia terbaring tak berdaya di Subang. Kecelakaan. Sebenarnya, sewaktu di rumahku dia sendiri ga yakin membawa motornya ke Subang. Tapi, yah! We must go on!
Begitulah takdir berjalan atas manusia. Ku doakan untukmu sahabatku:
"Ya Allah, lindungilah ia beserta keluarganya dari musibah dan malapetaka. Sembuhkan luka-lukanya. Mudahkanlah urusannya. Ampunilah kami semua ya Arhamarrohimiiin"
Salam cinta tuk sahabatku Wasis.

Read more...

ONLINE

Powered By Blogger

About This Blog

Lorem Ipsum

Our Blogger Templates

  © Blogger templates Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP