ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari penyakit S.M.S

>> Friday 15 July 2011

eits, jangan salah sangka,
jangan salah duga,
ini bukan kepanjangan dari short message service!

ini bukan S.M.S sembarangan,
namanya sederhana
tapi ternyata ga sesederhana itu,
efeknya luarbiasa ke mental kita, kalau kita terjangkit penyakit ini,
kita bakal jadi orang yang tidak peka,
mudah menyalahkan llingkungan bahkan mungkin Tuhan pun dipersalahkan,
kalau bisa, dunia menjadi miliknya seorang saja,
orang lain peduli amat! masa bodoh,
kaga ada urusan!

bayangkan, lihatlah orang semacam itu,
bagaimana sikap kita terhadap orang demikian?
"amit-amit deh!"
"ih, serakah bener tuh"
"ga bakal gue tolong!"
"ah, gue cuekin aja kalo dia minta tolong"
"ngapain berteman ama dia!"

tapi ...
bagaimana jika orang yang terkena penyakit itu adalah kita sendiri?
bisakah kita merasakan hal yang sama seperti orang lain melihat kita?
atau jangan-jangan ...ini adalah efek lain dari penyakit S.M.S
yaitu, tidak punya rasa bersalah atau merasa dirinya benar
atau merasa dirinya selalu terzalimi
na'uzubillahi min zalik

tahukah kau penyakit S.M.S itu?
S.M.S itu kepanjangan dari

Senang Melihat oranglain Susah,

dan Susah Melihat oranglain Senang

na'uzubillahi min zalik




**ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari penyakit S.M.S
aku rindu bertemu dirimu ya Rasulullah saw

Read more...

Road to London

>> Tuesday 12 July 2011

hari ini aku masih di Depok,
kota kecil di pinggiran Jakarta, tempat sebuah universitas ternama
kerna disanalah aku pernah menghabiskan beberapa tahun tuk menuntut ilmu,

hasratku mengelana,
jauh ke seberang sana,
ke sebuah benua, antara Islandia dan Rusia,
orang-orang bermata biru,
lalu lalang melintas samudera,
bak prajurit Viking menjerat lautan,

aku ingin menapak di sana,
ke sebuah benua, orang-orang bermata biru mempesona,
dari tanah Cordova hingga kampung Skandinavia,

London, oi, aku menatap dari sini,
dari tempatku berpijak hari ini,
Big Ben masih berupa lukisan di saraf retinaku,
namun ia masih serupa maya di pelupuk mata,

akankah Eiffel mengalihkan pandanganku dari Buckingham?
ah, ya mungkin saja
tapi kini aku masih keliru menilai diri,
kepercayaan diri yang tak pernah terasah,
menjerembabkan jiwaku pada ngarai terdalam kelemahan,
aku tahu itu salah,
mengizinkan orang lain merobek-robek lembaran mimpi-mimpiku,
atau membiarkan ladang cita-citaku terkoyak oleh mereka yang hasad, dengki,

aku kan berlari dan trus berlari,
hingga menembus ruang dan waktu,
siang dan malam,
tiada henti,
hingga ajal menjemputku,



*pagi dini hari, cisarua

Read more...

aku ingin terus menulis!

>> Sunday 10 July 2011

aku ingin tetap menulis,
dan terus menulis,
tanpa henti,
apapun yang terjadi
meskipun tak ada yang mempedulikan,
aku tak peduli,
sebab aku menulis bukan untuk mereka,
aku menulis untuk diriku,
aku menulis untuk melukiskan jiwa para pelaku kehidupan,
kebahagiaan,
kedukaan,
kegetiran,
kegalauan,
keputusan,
kenyataan,
kekalahan,
kemenangan,
aku ingin lukiskan apa adanya,
agar setiap jiwa memahami,
betapa kehidupan begitu berwarna,
punya arti di setiap waktu,
tanpa tergantung dari siapa pelakunya,
aku pun ingin mewarnai,
tanpa harus takut terwarnai,
aku berani,
karena itu aku menulis!



*berlari menuju Tuhan.

Read more...

"Boi!"

>> Wednesday 6 July 2011

saia memanggilnya, "Boi!"
begitu pula para jejaka yang lain.
jangan salah kaprah kawan, panggilan ini adalah panggilan keakraban,
bila kau sudah "berani" memanggilnya "Boi!" itu artinya kita sudah saling rela untuk berteman. Lengkap dengan segala kekurangannya, hehe...

entah sejak kapan panggilan ini dimulai,
menurut cerita dari orang kedua dan ketiga, panggilan "Boi!" bermula ketika seorang office boy di bimbel kami dulu sering mengakhiri kalimat obrolannya dengan kata "Boi!" (mengucapkannya harus terpisah yaitu "Bo" + "i", bukan "Boy!", mengerti kan maksud saia?). Tapi pengertiannya sih sama saja, yaitu sobat (laki-laki). Masih ingat Laskar Pelangi jilid dua? di buku Sang Pemimpi, banyak dialog antara Ikal dan Arai, maupun yang lain selalu memakai sebutan "Boi!" (tapi pengucapannya "Boy!").

maklum saja, dulu para punggawa bimbel semuanya adalah para jejaka, belum nikah pula!
sedangkan sang office boy ini sudah menikah.
maka bisa ditebak bila obrolannya seperti apa. Tapi teman-teman saia tentu saja santun, tidak blak-blakan. Masih ada rasa risih dan malu. Waktu itu saia belum bergabung dengan bimbel. Saia kira itu hanya panggilan iseng saja, tapi ternyata ada sejarahnya juga.

Dan, kini bila berkomunikasi melalui ha-pe maupun telepon, maka selalu dibuka dengan pertanyaan, "Ada apa Boi?"
namun kini, setelah lewat satu tahun, saia tidak mendengar panggilan itu lagi. Sebuah rindu yang tak berbilang, sungguh ingin bersua dengan mereka. Terutama sang pelaku utama dari pagelaran bimbel kami, yakni sahabat kami semua, "Maw!"

Lelaki yang gigi serinya ompong satu di bagian atas itu,
yang tersenyum getir bila mesti mengingat masa lalunya,
ya, sahabat kami semua itu telah menjadi yatim piatu sejak duduk di sekolah menengah pertama, namun ia tegar setegar-tegarnya, ia mampu memperlihatkan bahwa ia mampu bertahan meski kegetiran itu masih terasa, ia adalah mantan ketua BEM di salah satu fakultas di sebuah universitas negeri di jakarta,

ia yang tak mau menampakkan raut kesedihan di hadapan kami semua, karena baginya itu adalah masa lalu,
justru yang terjadi adalah kebalikan, kami yang selalu merepotkannya,
kami yang seringkali curcol kepadanya,

begitulah kenyataannya,
tapi saia rasakan beban mental yang sungguh berat menggelayuti,
ia belum menikah, saat ini,
sementara kakak dan keponakannya butuh perhatian darinya,

kawan, sudah saia bilang padamu, panggilan "Boi!" bukan panggilan biasa, ia adalah panggilan keakraban, lengkap dengan segala kekurangan,
dan ketika saia mengucapkan sekali lagi, di pelupuk mata selalu hadir bayangan sahabat kami itu, lengkap dengan sunggingan senyum getirnya, lengkap dengan gigi ompongnya,
ya, dia adalah sahabat kami semua, "Maw!"

saia tahu kau disana galau, kawan
kami semua pun mengerti kegelisahan yang sering hadir dan membuatmu tidak bisa tidur nyenyak semalaman, kami ingin hadir bersama, agar resahmu jadi bahagia, kami hadir agar pelupuk matamu tak tergenang airmata, namun kami tahu kau tak pernah menangis karena itu, karena bagimu semua adalah kenyataan yang mesti dihadapi, ungkapan yang sering kau lontarkan, "Hidup sudah susah, jangan dibikin susah lagi!"

hari ini, kami ingin hadir bersamamu,
meski dalam bayanganmu, sahabat kami, "Maw!"



*persembahan tuk sobat kami semua, "Maw!"
dunia karya n cita

Read more...

Light!

>> Tuesday 5 July 2011

sekilas cahaya
berkelebat di wajahku
pias aku tak berdaya
lantas diam terpaku

...

Now or never!
yes, you are the young man!
but, in the next time you'll be ...

...

Enyahlah masa lalu
jangan sering bayangi aku
dimana masa depan
aku kan tuju

...

bila pagi menyaput malam
hilang sudah kelam temaram
apatah senja kian menikam
tapi dosa trus menghunjam

...


*dunia karya n cita
dingin!!!

Read more...

Monyet (jadi) Entrepreneur

>> Sunday 3 July 2011

tantangan tuk jadi entrepreneur kemarin, "monyet aja bisa jadi entrepreneur!", so, jangan kalah ama monyet!!

sori kawan, kalimat di atas emang sangat provokatif, sarkasme, tapi begitulah ketika usaha penyadaran tuk bangkit melawan kemalasan dan ketakutan tuk jadi entrepreneur sudah sangat akut.

orang yang mengemukakan kalimat tersebut bukannya tanpa alasan memakai kata "monyet". Menurutnya, jaman sekarang, di Indonesia perlu ada penyadaran khususnya di kalangan anak muda bahwa menjadi entrepreneur harus dimulai sejak dini. Di Jepang saja, monyet sudah dipekerjakan menjadi waiter/waitress, pengganti manusia. Alasannya, monyet bisa dibayar sangat murah, cukup diberi pisang saja, serta monyet tidak pernah unjuk rasa! wkwkwk ...

Dan orang tersebut saia rasa punya 'wewenang ilmiah' (minjem istilahnya Andrea Hirata) untuk mengemukakannya. Karena ia juga seorang entrepreneur dan sekaligus mantan mahasiswa berprestasi sewaktu kuliah di UNSOED, Bang Zaenal "JAY" Abidin (43).

buang semua alasan yang akan membatalkan niat anda tuk jadi entrepreneur. Karena semakin banyak alasan semakin kecillah peluang anda tuk jadi entrepreneur.

tuk jadi entrepreneur hanya diperlukan satu keterampilan saja, yaitu
 "KEBERANIAN UNTUK MENJUAL",
selebihnya adalah mengelola uang. Mulai saja dari yang terkecil, lalu tingkatkan kemampuan diri anda perlahan-lahan. Tahukah anda inti dari manajemen? Inti dari manajemen adalah,
"GETTING THINGS THROUGH THE OTHERS"

kalau anda saat ini berposisi sebagai karyawan, niatkan jangan mau seumur hidup jadi orang gajian (mirip judul bukunya Valentino Dinsi).

kalau anda saat ini sebagai pelajar atau mahasiswa, maka prioritaskan yang utama, prioritaskan yang permanen. (Nah, sampe di sini agak ngeri dengernya *__*)
maksudnya, anda tetap sebagai pelajar atau mahasiswa berprestasi, tapi anda juga harus sebagai entrepreneur sejati.
ketika teman-teman anda sibuk mencari pekerjaan, anda sudah mengantongi uang bahkan membayar gaji karyawan.

hiduplah pas-pasan!
pas mau naik haji, ada uang.
pas mau beli mobil, ada uang.
pas mau ke luar negeri, ada uang.
pas mau liburan, ada uang.

jangan hidup berkecukupan!
cukup naik angkot saja.
cukup jadi pegawai saja.
cukup beli sepeda saja.

so, hidup adalah pilihan!
dan setiap pilihan, anda harus bertanggung jawab.
jangan sia-siakan hidup anda dengan membuang-buang usia dan waktu.

menjadi entrepreneur, seperti peribahasa, "berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang entah kapan". Menjadi entrepreneur, bukan anda yang mengejar uang, tapi uanglah yang mengejar-ngejar anda.


Bagi yang bukan entrepreneur,
TIME IS MONEY!

Tapi bagi para entrepreneur,
TIME IS HAPPY!

so, selamat berkarya, selamat menjadi entrepreneur!



**dunia karya n cita
membara!!!

Read more...

ONLINE

Powered By Blogger

About This Blog

Lorem Ipsum

Our Blogger Templates

  © Blogger templates Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP