Buku itu ... ah, sudah habis ternyata!

>> Wednesday 10 August 2011

Tadi sepulang dari kantor saya sempatkan diri mampir ke Gramedia buat nyari sebuah buku yang fenomenal dari kalangan pesantren.
Setelah saya ubek-ubek semua lemari (untung aje tuh lemari kagak berantakan, wkwkwk...), ternyata tidak ada.
Lalu saya cek via mesin pencari, glek! ternyata stoknya kosong!
alamaaaaaaaaaakk ...

harus ketemu neh, minimal puas lah kalo gak ketemu.
Akhirnya saya melengos ke TM Bookstore, Detos. Dan ternyata seperti saya duga sebelumnya, saya tak juga menemukan buku itu. Nihil. Hhhh ... akhirnya dengan tangan hampa saya harus pulang.

Ini masih lebih baik daripada saya harus beli buku yang tak sesuai rencana.

Pengen tau buku apa yang saya cari???
Ah, kau memang selalu pengen tau. Cari tau sendiri yak, hehe ...





***
9 Ramadhan 1432 H
ayo! semangat.

Read more...

SCABER - lucu, polos, dan menyegarkan!


Sabtu kemaren 6 Agustus 2011 jam 4 sore untuk pertama kalinya saya menginjakkan kaki ke Departemen Biologi Universitas Indonesia semenjak saya lulus pada tahun 2004. Lama banget memang. Padahal mah males banget hadirin pertemuan-pertemuan kayak gitu. Kedatangan saya ini dalam rangka menghadiri undangan dari Badan Semi Otonom Canopy, organisasi peminat tumbuhan, yang pernah saya geluti saat kuliah. Nama acaranya adalah SCABER -- kok mirip nama tikusnya Ron, sahabat Harry Potter ye -- alias Silaturahim Canopy Bersama.
Disertai penasaran tingkat tinggi (maklum udah 7 tahun gak pernah mampir ke Departemen, padahal sering maen ke UI, glek!), akhirnya saya turut mendaftar via fb. Informasi adanya kegiatan ini saya dapat via milis angkatan.

Awalnya saya enggan, soale kalo ada undangan dari temen-temen kampus selalu gak hadir. Yah, agak nervous juga sih, kagok gitu. Dan males, paling acaranya itu-itu juga. Maksud itu-itu juga, paling banter cuma kangen-kangenan doank! terus gak ada kesan sama sekali.
Tapi demi melihat judul kegiatannya, saya jadi tertarik, sumpah dech!
Judul kegiatannya Silaturahim Canopy Bersama 2011, dengan motto: "Canopy: Selalu di hati, selalu dinanti", mantap khan? hehe...

Apalagi setalah kasak kusuk cari tau siapa aja yang bakalan datang, saya semakin tertarik. Dari angkatan-angkatan 'pertama' hingga terakhir akan datang. Termasuk para pendiri Canopy pula akan dihadirkan. Mereka adalah "para dewa" yang ilmunya udah kesohor ke seantero jagad biologi bahkan disegani "si empunya" alias "mahaguru" alias dosen-dosen seperti Profesor Somadikarta, Dr.Jatna, atau Profesor Padmi Kramadibrata. "Para dewa" itu antara lain, pertama, Mas Ary (beliau adalah peneliti di LIPI Bogor, tepatnya Herbarium Bogoriense, beliau inilah yang pernah ngajarin saya disana sewaktu saya kerja praktek bikin herbarium), kedua, Bang Iqbal, sebutannya adalah "dewa 91", diadopsi dari grup Dewa 19. Orang ini pernah saya temui di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, sewaktu saya menemani anak-anak SMAIT NF pergi dalam rangka eksplorasi. Saya masih inget banget waktu itu salah satu jas hujan anak-anak NF kecebur ke sungai dekat perkemahan, dan tak ada yang berani 'nyebur' buat ngambil. Guru NF yang menemani kami pun tak berhasil meski susah payah. Akhirnya "sang empunya hutan" alias Bang Iqbal turun tangan deh, wkwkwk ... dan berhasil mengangkat jas hujan yang sudah terbenam di dasar sungai yang cukup dalam itu. Duh malu juga nih, padahal masih ada dua cowok di perkemahan yakni saya dan Ahu, adik kelas. "Dewa" berikutnya adalah mantan Koordinator Lapangan (korlap) demonstrasi mahasiswa sekaligus mantan personil grup nasyid Izzatul Islam era dulu, dialah Bang Juki (Ahmad Marzuki) angkatan 92. Beliau ini orangnya gak pernah marah, baeeeeeeekkk banget. Tampangnya mirip orang Jepang, karena matanya sipit, ditambah lagi kulitnya yang putih hampir kekuning-kuningan, posturnya tinggi, rambutnya lurus kayak orang Jepang banget dah. Kayaknya ni orang emang keturunan Jepang dech, wkwkwk ...
Bang Juki kemudian mengajar di Sekolah Indonesia Moscow (SIM), Rusia selama 7 tahun, kemudian pindah mengajar di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur, Malaysia.

Nah, diiringi penasaran tingkat tinggi plus pengen ketemu Bang Juki inilah akhirnya saya memutuskan untuk hadir. Dan ternyata keputusan saya ini tepat, beneran deh, enak banget.
Akhirnya saya konfirmasi ke salah satu panitia penyelenggara sekaligus transfer HTM sebesar 40 ribu rupiah.

Baeklah baeklah ... saya singkatkan ceritanya (sory, emang disengaja coi!). Ternyata sewaktu saya menuju lokasi kegiatan pun penuh lika-liku. Menyedihkan. Bagaimana mungkin alumni gak tau sama sekali dimana parkiran motor? duh, capek dech ...
Dan memang itulah yang saya alami, padahal gak kehitung saya bolak-balik ngitarin UI bahkan melewati kawasan MIPA UI ini. Setelah menyelesaikan kuliah bahasa arab hingga jam satu siang, saya balik dulu ke rumah. Mandi, ganti baju lalu siap-siap sholat ashar, setelah itu caw! pergi melaju bersama Vega ke UI. Sebelum pergi itu saya ditelepon oleh Ahu, partner saya sewaktu ke TN BBS, hm, rupanya dia pun pengen ketemu saya.
"Assalamu'alaikum, apakabar akhi,"
"Wa'alaikumussalam, super! haha ... how are you?"
"Woi, ente ntar dateng kan?"
"iya donk,"
"Ama pasangan?" (nih orang nyebelin banget sich!)
"iya ama vega nich, haha ..."
"astaghfirullah, ditanya beneran juga"
"Lha emang beneran kok"
"Astaghfirullah, ditanya beneran juga"
"Ente ama istri, ama anak?"
"ama motor doank"
"Nerusin S3 gak?"
"Ah, gak minat. Di Malaysia mahal"
"Jiyyahhh, belagu, begini nich, yang udah ngerasain S2 di luar negeri, ngomong semena-mena, wkwkwk ..."
"Ok bro, dateng ya,"
"Ok."
Hm, udah jam 4. Nah, sempat dibuat bigung pas nyari parkiran motor sekitar gedung departemen biologi. Parkiran yang dulu saya kuliah sudah disulap jadi taman. Tersisa parkiran mobil aja. Akhirnya saya tanya ama satpam dech, "Pak, parkiran motor dimana?"
"Di sebelah mas, di sana"
Hah? dimananya? hadoh, bingung.
Ya udah deh, saya muter balik lagi. Sempat saya liat area kantin Dermaga yang ada di belakang gedung Biologi, tapi mana parkirannya? ah, ya sudah saya parkir di belakang aja, dekat gedung Geografi. Eh, gak taunya pas nyampe di sana pun gak ada yang parkir (ya iyalah hari sabtu gitu loh, pas liburan semester pula! hadeuh ...). Akhirnya saya menuju gedung Farmasi yang keliatan mentereng itu, tapi jalanannya masih gradakan. Dan di depan gedung itu cuma ada dua unit mobil yang "nogkrong", tidak ada motor yang "nangkring". Waduh, dimana ya? Akhirnya saya telepon adik kelas yang kuliah di Farmasi UI cuman buat nanyain tempat parkir motor. Tanpa diduga saya liat dari kolong jembatan koridor antara gedung Biologi dengan gedung Farmasi sebuah sepeda motor keluar dari sana. Aha! ternyata ada juga, ya udah deh saya parkir di situ aja, hehe... asiknya lagi, tempatnya terlindung, nyaman, dan berada persis di samping gedung Biologi. Akhirnyaaaa ...

Nah, udah gitu saya pun masuk ke ruangan gedung yang gak berubah sejak saya lulus. Tanpa ba bi bu saya menuju meja registrasi buat mengkonfirmasi kehadiran yang dijaga oleh dua orang cewek. Dan, ternyata saya ketemu langsung dengan salah satu panitia yang menghubungi saya.
"oh, ini Kak Andi ya, silahkan Kak," sambutnya sambil tersenyum manis.
"Ya, terimakasih."
Namun tanpa saya duga sama sekali, tanpa perkenalan, tiba-tiba saat saya memalingkan badan ke arah kanan, tepat saat itu seorang mahasiswa dengan pede-nya meletakkan tangan kirinya ke bahu saya, layaknya teman yang akrab sekali, sambil ngomong,
 "eh, Don, ngapain lo," (saya sengaja pake naman samaran biar enak ya!)
Sekilas saya bersitatap dengannya, dan saya sama sekali tak pernah mengenal dia sebelumnya. Ah, apa mungkin saya yang sudah lupa. Gak mungkin. Pasti dia salah orang. Dan ternyata dia belum menyadari kekeliruannya itu sambil tetap meletakkan tangannya di bahu saya. Bahkan dua orang cewek di depan saya pun terkaget-kaget bercampur heran. Salah satu cewek itu akhirnya bicara, "Eh, Dwi emangnya lo kenal sama Kak Andi?"
Dan ... hahaha ... saya gak bisa nahan tawa, dia refleks melihat ke wajah saya yang tengah menunduk mengisi registrasi.
"Eh, maaf Kak, kirain Doni, maaf Kak," ujarnya sambil kikuk.
Anak-anak cewek di depan saya pun cikikikan campur geli.
"Kak Andi maafin temen saya ini yak, dia orangnya emang sok tau."
"Oh, gapapa tenang aja, gak ada kesalahan kok, gak ada kesalahan di sini, kalau gak gini kita gak bisa kenalan kan?, siapa namanya, saya Andi" jawab saya, menjulurkan tangan sambil ketawa buat menutupi kekikukan dia.
Sesudah itu saya cengar cengir aja sendirian. Postur saya yang kecil manis ini emang selalu menipu banyak orang, hahaha....

Setelah itu saya disuruh memilih tanaman kaktus yang diberikan secara cuma-cuma oleh pihak panitia. Persis di depan meja registrasi tersedia meja yang dipenuhi pot-pot kecil kaktus dengan beragam bentuk.
"Ayo Kak silahkan pilih kaktusnya," ajak salah seorang wanita panitia yang berjilbab.
"Hm, ini gratis atau ..."
"Oh, gratis Kak, ayo dipilih Kak,"
"Asiiikk ..."
Aha! setelah sekian lama, akhirnya saya pilih satu yang ada anakannya.
Setelah itu saya cari-cari Bang Juki yang ternyata ada di ruang Lab depan bersama seorang alumni wanita yang sudah jadi dosen di Biologi UI.
"Assalamu'alaikum,"
"Wa'alaikumussalam." jawab Bang Juki tanpa menoleh ke arah saya sambil tetap mengetik buat persiapan presentasi Canopy dari para pendiri.
Lalu, "Eh, Andi, apakabar? kok masih kecil aja, hormonnya gak tumbuh nih," katanya sambil cipika cipiki dengan saya.
"hahaha ... bisa aja Bang Juki,lagi bikin presentasi nih"
"iya, yang ada aja,"
"Wah, saya pengen ke KL ternyata ketemu di sini yak,"
"iya neh, Izis udah kesono malah,"
"iya, saya udah liat di FB Bang Afwan,"
Lalu saya menoleh ke presentasi Bang Juki, yah! ternyata gak ada foto-foto angkatan saya.
Di situ ada mba yang tadi saya liat dekat meja pot kaktus.
"Mba jadi dosen ya," tanya saya.
"iya"
"udah lama mba?"
"gak kok, baru diangkat setahun ini,"
"Juk, ruangan mau dikunci nih, sori ya Juk," sahut mba yang baru saya kenal tadi, dia alumni Biologi UI angkatan di atas Bang Juki, tapi saya lupa namanya.
"Wah diusir nih, hehe" nyengir Bang Juki.
Lalu saya dan Bang Juki beranjak ke ruang Aula tempat acara berlangsung.

Pembukaan dibuka oleh dua orang pembawa acara laki-laki dan perempuan yang lucu abis dan agak polos gitu deh (minimal bagi saya) diikuti sambutan oleh pihak panitia dan tayangan presentasi Canopy periode sekarang. Tapi sayang, slidenya kurang dilebarin. Jadinya gak keliatan dari jauh dech. Saat pembukaan itulah "dewa-dewa" hadir yaitu Bang Iqbal -- dengan tampang bewoknya, padahal dulu mah kagak gitu dech-- dan Mas Ary, yang makin tambun dan "berbobot". Sedangkan Pak Yasman, teman seangkatan Bang Juki, yang sudah jadi dosen tetap pun turut hadir.
Si pembawa acara dengan gaya yang gemulai dan mengundang gelak tawa ini mempersilakan seluruh hadirin untuk memperkenalkan diri. Duh, perasaan jadi gak enak nih.
Akhirnya saya pilih ke saf belakang, iseng pokoknya gak mau dapet giliran pertama. Sambil di saf belakang itu saya ketemu Suganda, angkatan '00 yang baru tiba. Sebelumnya ada Jia ang'02 yang memakai baju koko, trus dia bingung pas saya tanya,
"Lho kok gak pake batik?"
"Hah, emang batik ya, gak ada yang ngasi tau nih"
"Wah, ente gak di sms yak,"
"Enggak kak,"
"Yaudah, gapapa," (note : semua hadirin sebelumnya di sms agar memakai batik bercorak tumbuhan, kalo gak ada batik, kemeja pun gak masalah)
Akhirnya bersama Suganda saya duduk di belakang, dan pas waktunya perkenalan. Pas giliran saya, eh, kok semua malah pada ngeliatin gitu sich, duh makin grogi aja nich, hihihi ..."Saya Andi Abdurahim, angkatan 98, hm, trus apalagi yak? kayaknya udah yah ... lho kok diliatin gini sih, jadi grogi neh,"
Seisi ruangan meledak tertawa.
"Oh iya, saya masuk Canopy kapan ya, udah lupa, maklum kan waktu itu kan kagak ada pintu masuknya, ..."
Grrrrrr ... ketawa seruangan. Wah, saya benar-benar jadi bintang nih lama-kelamaan, hihi ...
Setelah semuanya sudah memperkenalkan diri, pembawa acara kembali beraksi,
"Nah, kan udah saling kenal yah ...,"
(what?! boro-boro kenal, liat tampangnya aja baru hari ini, hihihi ...)
" ... acara selanjutnya adalah presentasi sejarah Canopy oleh Pak Juki atau Ahmad Marzuki, dan acara ini akan dimoderatori oleh Kak Kiki,"

Haha ... ini dia yang ditunggu-tunggu. Sepertinya semangat mahasiswa demonstran masih membara, sekaligus semangat eksplorer untuk menjelajahi setiap jengkal bumi. Bang Juki menampilkan lengkap mulai dari awal munculnya ide, gagasan tentang Canopy sekaligus mengupas habis seluk beluk orang-orang di balik layar berdirinya Canopy. Mantaappphh Bang Juki!!!

Jam saat itu telah menunjukkan pukul 4.50 sore. Hm, siap-siap pamit neh, soale udah ada janji buat iftor kelas bahasa arab. Yah, begini selalu yang saya alami. Mesti ada dua kegiatan yang berbarengan dan biasanya keduanya menarik. Tapi apa boleh buat, saya tak bisa menikmati keseluruhan acara yang baru pertama kalinya saya ikuti ini, apalagi di gedung tempat saya dulu kuliah.

Yeahh, akhirnya dengan berat hati saya pamit dengan panitia tuk tinggalkan acara yang cukup berkesan bagi saya itu. Serta tak lupa ku salami pasangan suami istri yang juga teman-teman seangkatan saya yang baru hadir di ruangan, Safran & Eka. Mereka sangat surprise dengan kehadiran saya, tentu. Karena siapa sangka anak yang pemalu ini bisa hadir di tengah-tengah orang banyak, haha...

Sambil membawa oleh-oleh berupa kaktus dan makanan (nasi kotak) buat buka puasa nanti, saya beranjak keluar untuk bergabung dengan teman-teman kelas bahasa arab di Gang Pinang, Jl.Margonda Raya. Tak jauh dari kampus UI.
Hhhhh .... selesai sudah petualangan saya hari itu. Hm, kapan ya ada kegiatan serupa? Rasanya tak berharap bulan ini, so pasti. Ramadhan tahun depan, mungkin, tapi apakah saya juga masih ada dan masih berkenan hadir lagi?
Wallahu a'lam.




*****

8 Ramadhan 1432 H
*ide cerita ini sudah ada sejak 8 Ramadhan 1432 H, gak ada yang protes khan kalo saya tetap mencantumkan tgl 8 Ramadhan meski posting tgl 9 Ramadhan 1432 H? hehe...
ayo! semangat.

Read more...

Sekali Tarikan, 23 Tarawih-Witir pun Terlampaui

"Ustaz, tarawehnya jangan cepet-cepet donk, pegel nich," protes emak-emak sesaat buka puasa kepada Pak Risat, salah satu imam shalat taraweh di RW saya.
"Kita kan udah pada tua nih, taz, alon-alon aja,"
"Gampang, ntar kan gantian ama Pak Ali," sahut Pak Risat.

***

Dialog sentilan buat para imam sholat taraweh dimanapun berada. Bahwa sholat taraweh berbeda dari jumlah rakaat, iya betul, tapi mbok ya gerakannya gak perlu di percepat gitu lah. Masa iya satu tarikan nafas alfatihah bisa selesai. Tigapuluh menit, ternyata cukup untk menyelesaikan 23 rakaat taraweh plus witir.

Lagipula sayang kan kalo di bulan Ramadhan ini gak dimaksimalkan buat mendulang pahala. Coba dech sholat yang tuma'ninah. Eh, kok malah sok menggurui yak? sori, sori.
Oke dech gitu aja dari ogut, moga-moga gak ada lagi sholata taraweh yang ngebut, emangnye mau ngejar setoran ama siape? hadeuh...




*ayo! semangat.
6 Ramadhan 1432 H.

Read more...

ONLINE

Powered By Blogger

About This Blog

Lorem Ipsum

Our Blogger Templates

  © Blogger templates Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP