Sepenggal Catatan Perjalanan Pulau Pari (tulisan pertama)

>> Monday 21 December 2009

Salemba.
Menginap di masjid ARH baru pertama kali dalam sepanjang hidupku dan mungkin bagi kami yang ada di sini: Sabar, Deden, Pras, Yeye, Fauzan, Dhamar, Alex dan Dzul. Aku, bersama Deden dan Sabar berangkat dari stasiun Pondok Cina pukul 19.15 WIB. Mestinya bareng Dosul juga tapi batang hidungnya kagak keliatan, alias tidak datang.
Beberapa urusan yang sangat urgent terpaksa kutinggalkan, padahal ingin sekali aku menyelesaikannya saat itu juga. Tapi Allah berkehendak lain. Tiba di masjid ARH, kurang lebih pukul 20.30 WIB. Di sana tlah menunggu teman-teman lain beserta perlengkapan yang lumayan banyak. Wah, bener-bener buaaanyak banget. Satu persatu perlengkapan dimasukkan ke bagian belakang masjid ARH (udah ijin loh!). Trus, aku memenuhi hajat perutku yang sudah keroncongan bin seriosa plus dangdutan, hehehe...Alhamdulillah kenyang dah!
Setelah briefing, kami melelapkan diri ke pangkuan mimpi-mimpi indah tapi harus bergumul melawan nyamuk-nyamuk nakal yang hendak mencubit kami! Tahukah kau kawan, kami tidur seperti para back packer, lengkap dengan sleeping bed! atau mirip para penghuni poskamling yang tidurnya seperti Trenggiling hibernasi! Biarlah, yang penting bisa tiduuuuuuurr.. zzz..zzzz.zzz.... (kriik..kriik..kriik..kriiiik...)
Terlelap...
Salemba pagi hari.
Bangun subuh di Salemba. Siap-siap! Kami segera shalat subuh dan ancang-ancang mencari makan persis para penggiat kuli bangunan yang terbangun untuk kembali ke bedeng agar tak di pelototi mandor. Kusam.
Alhamdulillah kenyang juga usai makan di kaki lima Salemba, di antara jeruji pagar masjid. Pagi ini, ARH pasti akan ramai dengan lalu lalang orang dan kendaraan. Mahasiswa, dokter, pekerja, petugas kebersihan, pedagang kaki lima, angkot, bus, motor, dan tak lupa... bajaj! hilir mudik menghiasi jalan Salemba dan gedung sekitar fakultas kedokteran UI ini. Ah, UI emang kagak ada matinye! apalagi mahasiswa kedokteran UI yang sesaat lagi segera mempraktikkan kebolehan mereka mendiagnosa dan membedah pasien, atau hanya untuk melongok sederetan gigi pasien yang hendak dibor karena karang menahun akibat si pasien malas membersihkan giginya meskipun makan dengan tangan kiri dan tidak membaca basmalah.
Pagi ini, kami sebagai penerima 'tamu' teman-teman seangkatan yang sebentar lagi berdatangan dari berbagai penjuru Depok dan Jakarta. Akhirnya, teman-temanku lengkap sudah, dan tinggal menunggu bus!
Waduh, jam 7! bus belum datang. Panik. Kawan, keadaan seperti ini sering terjadi, aku mengalami sesuatu yang orang bilang, panik akut. Aku sendiri tidak tahu apa yang sedang terjadi. Tapi nanti setelah usiaku lebih dewasa, aku tahu jawabannya. Pengen tahu? tunggu saja kawan.
Bus sudah terisi penuh dengan barang bawaan, tas career, ransel, tas one day pack, snorkel, tambang dan sebagainya. Puhh! sesak. Setengah jam kemudian kami berangkat melaju menuju Muara Angke, meretas jalan Salemba yang hiruk pikuk, berdebu dan sesak karena beban di atasnya yang tak kunjung berkurang sekalipun mudik lebaran terjadi tiap tahun. Gedung-gedung perkantoran, rumah sakit, kampus hingga jembatan terisi orang-orang yang lalu lalang. Selamat tinggal Salemba, selamat bertemu kembali ARH!

(Inilah puisi Salemba)
Ada apa Salemba...
Kau begitu muram
Salemba dingin, sebuah evolusi perjuangan dari Salemba yang memanas dan berapi-api
Salemba, rawe rawe rantas malang malang putung
Merdeka Salemba!

Jum'at 17-09-99
Salemba

3 comments:

Anonymous 22 December 2009 at 02:06  

uihhhhhhh
kek andi
tulisannya bagus
sumpah, mirip-mirip tulisan andrea hirata. asal dikau rajin nulis, bukan tidak mungkin dikau bisa punya tulisan sebagus tulisan-tulisan bang ikal itu.
keep nulis en ngeblog ya kak

BANG ANDI 22 December 2009 at 02:09  

Wah seru bangets!

Anonymous 23 December 2009 at 00:59  

tooooooop

ONLINE

Powered By Blogger

About This Blog

Lorem Ipsum

Our Blogger Templates

  © Blogger templates Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP