Laut Jawa (tulisan ketiga)

>> Wednesday 23 December 2009

Seroja yang tak terduga menghempas karang yang kian hancur,
Nyiur memetik duka dari sang mentari
Panas terik dilepas pantai Angke
Kan ku kayuh jauh melepas asa
Sribu menanti dan ombak menerpa

Aku tahu...

Menapak jejak di Laut Jawa
Kau bukan segalanya
Ada kekuatan yang kian pudar
Sungguh benar Yang Maha Kuasa, ya Rohman...

Laut Jawa...
Bentuk keperkasaan-Mu tertuntaskan di sini
Komala Jaya terombang-ambing ke kanan kiri menggoyang keseimbangan pikir dan badan ini
Aku tidaklah perkasa ya Allah
Aku hanya seorang abdi yang tunduk di bawah naungan-Mu
Aku tak berdaya ya Allah...
Yang ada hanyalah doa keselamatan untuk sampai tujuan
Aku bukan apa-apa
Di tengah bisikan tasbih laut, kami hanya diam

Sungguh
Kau Maha Perkasa
Kami bukan apa-apa
Kami hanya abdi terlemah dari semua abdi-Mu
Kami tunduk diharibaan-Mu

Laut Jawa
masih 17-09-99

Puisi ini kutulis saat di tengah guncangan ombak Laut Jawa menuju Pulau Pari, Kepulauan Seribu. Sebenarnya ini hanyalah pengalihan sementara untuk menghilangkan rasa mual mau muntah akibat mabuk laut. Asal kau tahu kawan, cara seperti ini sudah teramat sering aku peragakan kalau muncul rasa mual atau mau muntah akibat perjalanan yaitu mengarahkan pandangan ke depan untuk melihat panorama, kalo bosan yaa mengobrol, atau kalo udah jenuuuuuuhhhh bangets yaaa tidur!
Puisi ini punya kelebihan kawan, tahukah kau?
1. Puisi ini adalah puisi pertama yang aku buat di tengah lautan, dan pertama pula aku nyeberang pulau! Makanya gak usah heran kalo sudah muncul degdegan saat naik perahu. Masalahnya perahu yang ku tumpangi adalah perahu nelayan yang biasa digunakan untuk mencari ikan, hanya beratapkan seng & kayu serutan dengan baling-baling yang teramat sederhana. Bisa kebayang kalo kena hanteman musim angin barat! Yah, tau sendiri lah! Nasib...nasib...
2. Puisi ini dibuat di atas buritan sambil terpanggang panas matahari, so akibatnya, yah...wajah terbakar sampe sepekan gak ilang-ilang, padahal wajahku dah blepotan sun block. Nasib...nasib...
3. Sssssssssstttttttt......,kau tau kawan, Puisi ini sangat bersejarah karena satu-satunya puisi yang dibuat oleh penumpang kapal Komala Jaya tau! Puhh...cepeek dech...
4. Puisi ini bukti kekokohanku di tengah lautan bro! Cool khan??
Oke bro! mantab khaaaaaaan?? weleh...weleh...weleh...

1 comments:

Anonymous 23 December 2009 at 08:12  

pertamaxx kak
ka, sering-sering buat puisi
puisinya bagus-bagus

ONLINE

Powered By Blogger

About This Blog

Lorem Ipsum

Our Blogger Templates

  © Blogger templates Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP