Formasi HI (sebilah panji di bawah terik matahari)

>> Saturday 26 December 2009

Ada gelora yang menggetarkan relung-relung hati yang cadas
Bulir-bulir peluh tlah basahi wajah-wajah berani dengan panji yang telah terpancang dalam menghunjam ke perut bumi
Pijakan kaki-kaki kami bukanlah pijakan basa-basi penghias ruas-ruas bumi
Tapi ini adalah sebilah panji yang kan mematahkan leher-leher arogansi
Kami, perombak kekuatan yang mengguncang sendi-sendi bumi persada
peretas kekakuan yang meretakkan tulang-tulang
penghalau anjing-anjing tirani
Jangan tuduh kami yang bukan apa-apa!
Kami hanyalah suara nurani yang mencoba memercikkan kekuatan yang kian padam
Kami, formasi HI tak kan lekang di bawah terik matahari
tak kan usang diterpa badai
Kami, formasi HI, para peretas jalan yang mencoba menapaki langkah-langkah berani di bumi persada tercinta ini



Bundaran HI
Rabu, 30-09-99

Tigabelas hari setelah eksplorasi Pulau Pari, aku berdemo di Bundaran HI dengan mengusung agenda yang aku dah lupa bangets (kalo gak salah tentang reformasi yang mati suri gitu dech...ini waktu zaman Gus Dur loh! weleh..weleh...). Sebenarnya kawan, puisi-puisi di Leuweung Sancang lebih dulu hadir ketimbang puisi-puisi Pulau Pari. Tapi, karena dokumen yang aku miliki rada-rada ngacak, maka jadinya yaaa gini dech.... Amatiran, kolot, dan membingungkan...haha. Tapi, biar begitu yang penting bagiku tetep hepiiiiiii.... hoho...

0 comments:

ONLINE

Powered By Blogger

About This Blog

Lorem Ipsum

Our Blogger Templates

  © Blogger templates Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP